Tugas 5
Komposisi Kimia Biogas
Zaenal Abidin (4209100102)
Teknik Sistem Perkapalan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
1. Pendahuluan
Biogas
adalah gas mudah terbakar (flammable) yang dihasilkan dari proses fermentasi
bahan-bahan organik oleh bakteri-bakteri anaerob (bakteri yang hidup dalam
kondisi kedap udara) (Anonim, 2009). Pada umumnya semua jenis bahan organik
bisa diproses untuk menghasilkan bio-gas, namun demikian hanya bahan organik
(padat, cair) homogen seperti kotoran dan urine (air kencing) hewan ternak yang
cocok untuk sistem biogas sederhana.
Salah satu cara menentukan bahan organik yang sesuai untuk menjadi bahan masukan sistem bio-gas adalah dengan mengetahui perbandingan karbon (C) dan nitrogen (N) atau disebut rasio C/N. Beberapa percobaan yang telah dilakukan oleh ISAT menunjukkan bahwa aktivitas metabolisme dari bakteri methanogenik akan optimal pada nilai rasio C/N.
Salah satu cara menentukan bahan organik yang sesuai untuk menjadi bahan masukan sistem bio-gas adalah dengan mengetahui perbandingan karbon (C) dan nitrogen (N) atau disebut rasio C/N. Beberapa percobaan yang telah dilakukan oleh ISAT menunjukkan bahwa aktivitas metabolisme dari bakteri methanogenik akan optimal pada nilai rasio C/N.
Pada
umumnya biogas terdiri atas gas metana (CH4) 50% sampai 70%, gas karbon
dioksida (CO2) 30% sampai 40%, hidrogen (H2) 5% sampai 10%, dan gas-gas lainnya
dalam jumlah yang sedikit. Biogas kira-kira memiliki berat 20% lebih ringan
dibandingkan dengan udara bebas. Biogas memiliki suhu pembakaran antara 650OC –
750OC. Biogas tidak berbau dan tidak berwarna. Apabila dibakar, akan
menghasilkan nyala api biru cerah seperti gas LPG. Nilai kalor gas metana
adalah 20 MJ/m3 dengan efisiensi pembakaran sebesar 60% pada konvensional
kompor biogas.
2. Komposisi Kimia Biogas
Biogas
menghasilkan bahan bakar ramah lingkungan. Biogas terbuat dari bahan-bahan
alami, seperti kotoran manusia dan hewan, serta limbah-limbah organik
lain. Komponen biogas antara lain sebagai berikut : ± 60 % CH4 (metana),
± 38 % CO2 (karbon dioksida) dan ± 2 % N2, O2,
H2, & H2S. Sumber energi Biogas yang utama yaitu
kotoran ternak Sapi, Kerbau, Babi dan Kuda.
Karbon
dalam biogas merupakan karbon yang diambil dari atmosfer oleh fotosintesis
tanaman, sehingga bila dilepaskan lagi ke atmosfer tidak akan menambah jumlah
karbon di atmosfer bila dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Biogas juga
tidak menghasilkan limbah yang bisa mencemari lingkungan. Gas metana dalam
biogas bisa terbakar sempurna. Sebaliknya, gas metana dalam bahan bakar fosil
tidak bisa terbakar sempurna dan akan membahayakan lingkungan. Seperti kita
ketahui, metana termasuk dalam gas-gas rumah kaca yang bisa menyebabkan
pemanasan global (global warming).
Biogas yang terbentuk dapat dijadikan bahan bakar
karena mengandung gas metan (CH4) dalam persentase yang cukup
tinggi. Komponen biogas tersajikan pada Tabel 1.
Jenis
Gas
|
Persentase
|
Metan (CH4)
Karbondioksida (CO2)
Air (H2O)
Hidrogen sulfide (H2S)
Nitrogen (N2)
Hidrogen
|
50-70%
30-40%
0,3%
Sedikit sekali
1- 2%
5-10%
|
Tabel 2.1. Komponen penyusun biogas
Sebagai pembangkit tenaga listrik, energi yang
dihasilkan oleh biogas setara dengan 60 – 100 watt lampu selama 6 jam
penerangan. Kesetaraan biogas dibandingkan dengan bahan bakar lain dapat
dilihat pada Tabel 3.
Aplikasi
|
1m3 Biogas setara dengan
|
1 m3 biogas
|
Elpiji 0,46 kg
Minyak tanah 0,62 liter
Minyak solar 0,52 liter
Kayu bakar 3,50 kg
|
Tabel 2.2. Nilai kesetaraan
biogas dan energi yang dihasilkan
Sumber : Wahyuni, 2008
Potensi
produksi gas dari berbagai jenis kotoran dan hasil produksinya per kg(m3):
Sapi/kerbau 0,023 – 0,040
Babi
0,040 – 0,059
Unggas
0,065 – 0,116
Manusia
0,020 – 0,028
Tabel. 2.2. Aplikasi Biogas
Peningkatan kualitas biogas dapat dilakukan dengan
beberapa parameter yaitu menghilangkan hidrogen sulfur, kandungan air, dan
karbon dioksida. Hidrogen sulfur mengandung racun dan zat yang menyebabkan korosi. Apabila gas ini dibakar, maka akan
membentuk senyawa baru
bersama
oksigen yaitu sulfur dioksida
(SO2) atau
sulfur
trioksida (SO3) dan
pada
saat yang sama akan
membentuk sulfur
acid (H2SO3) yaitu senyawa yang lebih korosif. Konsentrasi hidrogen sulfur yang masih ditoleransi yaitu 5
ppm. Penghilangan karbondioksida bertujuan untuk
meningkatkan kualitas
biogas sehingga gas tersebut dapat
juga digunakan untuk bahan bakar kendaraan, sedangkan kandungan air berpotensi pada menurunnya titik
penyalaan
biogas serta dapat menimbulkan
korosif (Switenia, dkk
2008).
Komposisi gas yang dikeluarkan dari digester
tergantung pada substrat, beban bahan organik, dan tingkat pemberian makan
digester
Komponen
|
Sampah rumah
tangga
|
Pengolahan air limbah tanaman lumpur
|
Limbah
pertanians
|
Limbah
industri pangan pertanian
|
CH4% vol
|
50-60
|
60-75
|
60-75
|
68
|
CO2% vol
|
38-34
|
33-19
|
33-19
|
26
|
N2% vol
|
5-0
|
1-0
|
1-0
|
-
|
O2% vol
|
1-0
|
<0,5
|
<0,5
|
-
|
H2O% vol
|
6 (Ã 40 ° C)
|
6 (Ã 40 ° C)
|
6 (Ã 40 ° C)
|
6 (Ã 40 ° C)
|
Jumlah% vol
|
100
|
100
|
100
|
100
|
H2S mg/m3
|
100-900
|
1000 - 4000
|
3000-10 000
|
400
|
NH3 mg/m3
|
-
|
-
|
50 - 100
|
-
|
Aromatik mg/m3
|
0-200
|
-
|
-
|
-
|
Organochlorinated atau organofluorated mg/m3
|
100-800
|
-
|
-
|
Karakteristik fisik
Menurut komposisinya, biogas menyajikan karakteristik menarik untuk
membandingkan dengan gas alam dan propana. Biogas adalah gas yang lumayan
lebih ringan dari udara, menghasilkan dua kali lebih sedikit kalori oleh
pembakaran dengan volume yang sama dari gas alam.
Jenis gas
|
Biogas
1
Sampah rumah tangga |
Biogas 2
Agrifood industri |
Gas alam
|
Komposisi
|
60% CH4
33% CO2 1% N2 0% O2 6 H2O% |
68% CH4
26% CO2 1% N2 0% O2 5 H2O% |
97,0% CH4
2,2% C2 0,3% C3 0,1% C4 + 0,4% N2 |
PCS kWh/m3
|
6,6
|
7,5
|
11,3
|
PCI kWh/m3
|
6,0
|
6,8
|
10,3
|
Kepadatan
|
0,93
|
0,85
|
0,57
|
Mass (kg/m3)
|
1,21
|
1,11
|
0,73
|
Indiex dari Wobbe
|
6,9
|
8,1
|
14,9
|
Meskipun mirip dengan gas alam, biogas mentah memiliki
sifat tertentu undesireable kimia dan fisik yang dapat menghambat pengolahan
dan pemanfaatan sebagai sumber energi terbarukan. Di bawah ini adalah rincian
dari characterisctics dari biogas yang dihasilkan dari limbah susu digester
anaerobik kotoran dibandingkan dengan gas alam.
Constituents
|
Units
|
Natural Gas
|
Biogas
|
Methane (CH4)
|
Vol%
|
91
|
55-70
|
Ethane (C2H6)
|
Vol%
|
5.1
|
0
|
Propane (C3H8)
|
Vol%
|
1.8
|
0
|
Butane (C4H10)
|
Vol%
|
0.9
|
0
|
Pentane (C5H12)
|
Vol%
|
0.3
|
0
|
Carbon Dioxide (CO2)
|
Vol%
|
0.61
|
30-45
|
Nitrogen (N2)
|
Vol%
|
0.32
|
0-2
|
Volatile Organic
Compunds (VOC)
|
Vol%
|
0
|
0
|
Hydrogen (H2)
|
Vol%
|
0
|
0
|
Hydrogen Sulfide (H2S)
|
ppm
|
~1
|
>500
|
Ammonia (NH3)
|
ppm
|
0
|
~100
|
Carbon
Monoxide (CO)
|
ppm
|
0
|
0
|
Water Dew Point
|
ºC
|
<-5
|
Saturated
|
Heating Value
|
BTU/SCF
|
1031
|
~600
|
Tabel 2.2 Perbandingan konstituen dalam gas alam dan
biogas.
Karakteristik
Kimia
Metana
Metana (CH4) gas terdiri dari satu karbon dan empat
atom hidrogen dan merupakan komponen utama dari gas alam. Keduanya tidak berbau
dan tidak berwarna, CH4 menyediakan sekitar
1.000 BTU energi panas per kaki kubik ketika dibakar.
Satu BTU adalah energi yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu satu pon air satu
derajat Fahrenheit. Metana diproduksi sebagai bahan bakar fosil yang tidak
terbarukan yang dihasilkan selama periode ribuan atau jutaan tahun. Membusuk
tumbuhan dan hewan pun terperangkap jauh di bawah batuan dasar diubah menjadi
produk minyak bumi (batubara, minyak dan gas alam) oleh tekanan yang ekstrim
dan panas. Dengan tidak adanya oksigen, bakteri metanogen yang bertanggung
jawab untuk mengubah bahan organik menjadi CH4 (proses yang sama yang terjadi
pada pencernaan anaerobik dibahas sebelumnya). Setelah sumber daya ini diambil
dari waduk penyimpanan alami di bawah permukaan, maka tidak ada lagi tersedia,
setidaknya tidak sampai proses berulang selama seribu tahun lagi atau lebih.
Batas ledakan metana adalah 5-15% saat
dicampur dengan air.9 Proses pencernaan anaerobik
menghasilkan antara 50-60% CH4 untuk
susu pupuk limbah (Pellerin et al., 1987). Semakin
tinggi kandungan CH4 dalam biogas, semakin tinggi kandungan panas dan tersedia
dengan BTU yang lebih besar itu.
Karbon
Dioksida
Karbon dioksida adalah gas atmosfer yang terdiri dari
satu karbon dan dua atom oksigen. Seperti metana, keduanya tidak berbau dan
tidak berwarna. CO2 diproduksi baik oleh pembakaran bahan organik dengan adanya
oksigen atau oleh fermentasi mikroba dan respirasi tanaman. Dalam biogas, CO2
diproduksi ketika bakteri metanogen memecah senyawa organik sederhana, melalui
proses fermentasi. Yang utama dua
komponen biogas yang CH4 dan CO2, produk dari konversi
senyawa organik sederhana oleh bakteri metanogen. Karena CO2 dapat dengan mudah
diukur di lapangan, keseimbangan biasanya dianggap CH4. Dengan demikian tingkat
tinggi CO2 adalah indikasi dari konten metana miskin dan karena itu nilai
energi yang lebih rendah. Meskipun konsentrasi CO2 tinggi dalam biogas dapat
menghalangi beberapa aplikasi energi, Scott dan Minott (2003) mencatat CO2 yang
relatif tinggi dalam biogas dapat bantuan yang sebenarnya dalam pengisian
elektrolit karbonat penting dalam sel bahan bakar karbonat cair. Di sisi lain,
tingkat tinggi CO2 dapat menambah lingkungan asam dalam generator diesel dan
mungkin memerlukan penghapusan lebih pemanfaatan biogas volume tinggi kegiatan
seperti mengintegrasikan biogas menjadi komersial aliran pipa gas alam.
Menghapus kontaminan CO2 dan lainnya dari aliran biogas bisa mahal, terutama
untuk operasi pertanian kecil.
Lacak
Komponen
Komponen jejak membuat kurang dari 2% dari biogas
kotoran-susu dicerna. Komponen jejak umum dari pupuk susu digester anaerobik
termasuk amonia, hidrogen sulfida (H2S), dan uap air. Tergantung pada
penggunaan biogas, komponen yang paling jejak harus dihapus dari biogas. Uap
air dapat sangat berbahaya karena sangat corrossive bila dikombinasikan dengan
komponen asam seperti hidrogen sulfida (H2S) dan pada tingkat lebih rendah,
karbon dioksida (CO2). Kontaminan utama dalam biogas adalah H2S. Komponen ini
bersifat beracun dan korosif, dan menyebabkan kerusakan yang signifikan pada
pipa, peralatan dan instrumentasi. Dalam pembakaran, H2S hadir dalam gas juga
dirilis sebagai belerang dioksida, berkontribusi terhadap polusi udara.
Selama pencernaan anaerobik, kepala gas yang
mengandung lebih dari 6% H2S dapat membatasi metanogenesis (Chynoweth dan
Isaacson, 1987). Pengukuran di Dairy AA di Candor, NY menunjukkan konsentrasi
H2S rata-rata 1500 ppm (0,15%), jauh dari tingkat membatasi (Zicari, 2003).
Setelah pencernaan anaerobik, terdapat banyak bahan kimia, fisika dan metode
biologi yang digunakan untuk menghilangkan H2S dari aliran biogas. Banyak dari
metode ini adalah padat karya dan menghasilkan aliran limbah yang menimbulkan
kekhawatiran pembuangan lingkungan dan risiko. Salah satu metode umum untuk
menghilangkan H2S pada sistem AD pedesaan adalah dengan teknologi yang disebut
"Iron Sponge", yang menggunakan chip terhidrasi besi kayu diresapi
untuk mengikat dengan belerang.
3. Rasio C/N
Hubungan antara jumlah
karbon dan nitrogen yang terdapat pada bahan organik dinyatakan dalam
terminologi rasio karbon/nitrogen (C/N). Apabila rasio C/N sangat tinggi,
nitrogen akan dikonsumsi sangat cepat oleh bakteri metanogenik sampai batas
persyaratan protein dan tak lama bereaksi ke arah kiri pada kandungan karbon
pada bahan. Sebagai akibatnya, produksi metan akan menjadi rendah. Sebaliknya,
apabila rasio C/N sangat rendah, nitrogen akan bebas dan berakumulasi dalam
bentuk amoniak (NH4). Amoniak ini akan meningkatkan derajat pH bahan dalam
digester/ruang reaksi. pH lebih tinggi dari 8,5 akan mulai menunjukan akibat
racun pada polusi bakteri metan.
Kotoran hewan, khususnya kotoran sapi, mempunyai rata-rata rasio C/N sekitar 24. Bahan tanaman seperti jerami dan limbah gergajian mengandung persentase karbon lebih tinggi. Rasio C/N dari beberapa limbah komoditas terdapat pada tabel 1. Bahan dengan rasio C/N-nya rendah sehingga didapatkan rata-rata rasio campuran input pada tingkat yang dikehendaki.
Kotoran hewan, khususnya kotoran sapi, mempunyai rata-rata rasio C/N sekitar 24. Bahan tanaman seperti jerami dan limbah gergajian mengandung persentase karbon lebih tinggi. Rasio C/N dari beberapa limbah komoditas terdapat pada tabel 1. Bahan dengan rasio C/N-nya rendah sehingga didapatkan rata-rata rasio campuran input pada tingkat yang dikehendaki.
Bahan
|
Rasio C/N
|
Kotoran bebek
Kotoran manusia
Kotoran ayam
Kotoran kambing
Kotoran babi
Kotoran domba
Kotoran kerbau/sapi
Air hyacinth
Kotoran gajah
Jerami (jagung)
Jerami (padi)
Jerami Gandum
Tahi gergaji
|
8
8
10
12
18
19
24
25
43
60
70
90
di atas 200
|
Tabel 3.1. Rasio C/N dari beberapa bahan
organik.
4. Jenis Biogas dan Kandungannya
Ada dua macam Biogas yang dikenal saat ini, yaitu
Biogas (yang juga sering disebut gas rawa) dan Biosyngas. Perbedaan mendasar
dari kedua bahan diatas adalah cara pembuatannya.
4.1 Biogas
Biogas dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan
organik dengan bantuan bakteri anaerob pada lingkungan tanpa oksigen bebas.
Energi biogas didominasi oleh Komposisi biogas
terdiri atas metana (CH4) 55-75%, Karbon dioksida (CO2)
25-45%, Nitrogen (N2) 0-0.3%, Hidrogen (H2) 1-5%,
Hidrogen sulfide (H2S) 0-3%, Oksigen (O2) 0.1-0.5%. Nilai kalori dari 1 meter kubik Biogas
sekitar 6.000 watt jam yang setara dengan setengah liter minyak diesel.
4.2 Biosyngas
Biosyngas (atau lebih sering disingkat Syngas atau
Producer Gas) adalah produk antara (intermediate) yang dibuat melalui proses
gasifikasi termokimia dimana pada suhu tinggi material kaya karbon seperti
batubara, minyak bumi, gas alam atau biomassa dirubah menjadi Karbon monoksida
(CO) dan Hidrogen (H2). Apabila bahan bakunya batubara, minyak bumi
dan gas alam, maka disebut Syngas, sedangkan jika bahan bakunya biomassa maka
disebut Biosyngas. Biosyngas dapat digunakan langsung menjadi bahan bakar atau
sebagai bahan baku untuk proses kimia lainnya. Kandungan energi biosyngas
kurang lebih 3 – 8 MJ/N.m3 (mega joules per normal meter
kubik), tetapi dapat mencapai 10 – 20 NJ/N.m3 jika menggunakan
oksigen murni digunakan dalam proses gasifikasi. Jika dalam proses gasifiksi
ditambahkan uap/steam, yang disebut “reforming”, gas yang dihasilkan akan
mengandung hidrogen (H2) dalam konsentrasi tinggi.
Gasifikasi biomassa adalah substoichiometric kontinyu
(oksigen kelaparan) pembakaran proses yang "terbakar" biomassa
(misalnya, serpihan kayu) dengan udara dan uap dalam reaktor menghasilkan
syngas dan cairan pirolisis (ter) sebagai bahan bakar.
Komposisi:
|
Batubara Gas-1
|
Bio-Gas2
|
Nat. Gas 3
|
Hidrogen (H 2)
|
14,0%
|
18,0%
|
-
|
Karbon Monoksida (CO)
|
27,0%
|
24,0%
|
-
|
Karbon Dioksida (CO 2)
|
4,5%
|
6,0%
|
-
|
Oksigen (O 2)
|
0,6%
|
0,4%
|
-
|
Metana (CH 4)
|
3,0%
|
3,0%
|
90,0%
|
Nitrogen (N 2)
|
50,9%
|
48,6%
|
5,0%
|
Etana (C 2 H 6)
|
-
|
-
|
5,0%
|
HHV (Btu / scf)
|
163
|
135
|
1,002
|
Tabel 4.2.1. komposisi berbagai macam biogas
Catatan:
(1) Meskipun kandungan hidrogen total gas alam yang
tinggi, jumlah hidrogen bebas rendah. Karena gas ini, karakteristik alam
tidak mudah untuk membakar beberapa gas diproduksi dengan kandungan hidrogen
yang tinggi bebas mereka.
Kandungan hidrogen yang tinggi dari hasil gas alam di
banyak uap air yang dihasilkan dalam gas pembakaran dengan efisiensi Sejalan
rendah.
5. Karagenan
Karagenan merupakan
nama yang diberikan
untuk keluarga polisakarida
linear bersulfat yang diperoleh dari alga merah dan penting untuk pangan. Dalam bidang industri, karagenan berfungsi sebagai stabilisator (pengatur keseimbangan), thickener (bahan pengentalan), pembentuk
gel, dan lain-lain. Karagenan dapat diperoleh dari hasil
pengendapan dengan alkohol, pengeringan dengan alat (drum drying),
dan dengan
proses pembekuan. Jenis
alkohol yang dapat
digunakan untuk pemurnian
hanya terbatas pada methanol, etanol dan isopropanol
(Winarno, 1996).
Berdasarkan kandungan
sulfatnya, Doty(1987)
membedakan
karagenan menjadi dua fraksi yaitu kappa karagenan yang mengandung sulfat kurang dari 28% dan iota karagenan jika lebih dari 30%. Sedangkan
Winarno (1996), membagi karagenan menjadi tiga fraksi berdasarkan
unit
penyusunnya yaitu kappa, iota, dan lambda karagenan. Menurut Reen (1986) kappa karagenan dihasilkan dari rumput laut jenis Eucheuma cottonii, sedangkan iota karagenan dihasilkan dari Eucheuma spinosum.
Struktur Molekul karagenan
Karagenan merupakan senyawa hidrokoloid yang terdiri dari ester, kalium, natrium, magnesium, dan kalsium sulfat dengan galaktosa 3,6 anhidrogalaktosa
kopolimer (Winarno, 1996). Sedangkan menurut Arifin (1994) menyatakan
bahwa karagenan merupakan senyawa kompleks
polisakarida
yang dibangun oleh sejumlah unit galaktosa dan 3,6-
anhidrogalaktosa,
baik yang mengandung sulfat maupun yang tidak mengandung sulfat, dengan ikatan
α -1,3-D galaktosa dan β -1,4-3,6
anhidrogalaktosa secara bergantian.
Sifat-sifat karagenan
Di pasaran, karagenan
merupakan tepung yang
berwarna
kekuning-kuningan, mudah larut dalam air dan membentuk larutan kental
atau
gel. Menurut Suryaningrum (1988), sifat-sifat karagenan meliputi
kelarutan, stabilitas pH, pembentukan
gel dan viskositas. Sifat-sifat karagenan dapat dilihat pada Tabel
5.1
Kappa
|
Iota
|
Lambda
|
|
Ester Sulfat
|
25-30 %
|
28 – 35 %
|
32 – 34 %
|
3,6-anhidrogalaktosa
|
28 – 38 %
|
-
|
30 %
|
Kelarutan
|
|||
Air Panas
|
Larut pada
suhu >
70 0C
|
Larut pada
suhu >
70 0C
|
Larut
|
Air dingin
|
Larut Na+
|
Larut Na+
|
Larut dalam semua
garam
|
Susu Panas
|
Larut
|
Larut
|
Larut
|
Susu Dingin +
Tspp
|
Kental
|
Kental
|
Lebih Kental
|
Larutan Gula
|
Larut (panas)
|
Susah larut
|
Larut (panas)
|
Larutan garam
|
Tidak Larut
|
Tidak Larut
|
Larut (panas)
|
Larutan organik
|
Tidak Larut
|
Tidak larut
|
Tidak larut
|
Gel
|
|||
Pengaruh kation
|
Membentuk
gel kuat dengan K+
|
Gel sangat
kuat Ca+
|
Tidak membentuk gel
|
Tipe gel
|
Rapuh
|
Elastis
|
Tidak membentuk gel
|
Stabilitas
|
|||
PH netral dan basa
|
Stabil
|
Stabil
|
Stabil
|
Asam (pH 3,5)
|
Terhidrolisa
|
Terhambat
dengan panas
|
Terhidrolisa
|
.Tabel 5.1. Sifat-sifat Karagenan
6. Bahan Baku Biogas
Pada umumnya semua bahan organik yang mudah membusuk seperti jerami padi yang memiliki rasio C/N 68, kotoran hewan, serta kotoran manusia dapat
dijadikan
biogas. Hanya saja biogas kotoran manusia terkendala pada aspek kepantasan (sosial). Kotoran unggas maupun
hewan ternak
dipilih karena
ketersediaannya yang melimpah,
memiliki
keseimbangan nutrisi, mudah dicerna, dan
relatif dapat diproses secara
biologi.
Hardyanti (2007)
menyebutkan bahwa biogas dengan
zat penyusun yang berbeda (variasi bahan baku)
akan
menghasilkan nilai
kalor yang berbeda pula, tergantung pada mutu substrat. Potensi biogas berbagai jenis bahan diperlihatkan
oleh
Tabel 6.1.
7. Kesimpulan
Biogas menghasilkan bahan bakar ramah lingkungan.
Biogas terbuat dari bahan-bahan alami, seperti kotoran manusia dan hewan, serta
limbah-limbah organik lain. Komponen biogas antara lain sebagai berikut :
± 60 % CH4 (metana), ± 38 % CO2 (karbon
dioksida) dan ± 2 % N2, O2, H2, & H2S.
Sumber energi Biogas yang utama yaitu kotoran ternak Sapi, Kerbau, Babi dan
Kuda.
Hubungan antara jumlah
karbon dan nitrogen yang terdapat pada bahan organik dinyatakan dalam
terminologi rasio karbon/nitrogen (C/N). Apabila rasio C/N sangat tinggi, nitrogen
akan dikonsumsi sangat cepat oleh bakteri metanogenik sampai batas persyaratan
protein
8. Referensi
Izin copast ya untuk tugas
BalasHapusAlat untuk mndeteksi presentase CH4 menggunakan apa ya?
BalasHapus