Jumat, 18 Januari 2013

Penggunaan CNG Pada Transportasi


Tugas 6

Penggunaan CNG Pada Transportasi

Zaenal Abidin (4209100102)
Teknik Sistem Perkapalan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

1. Pendahuluan                                   

Gas alam terkompresi (Compressed natural gas, CNG) adalah alternatif bahan bakar selain bensin atau solar. Di Indonesia, kita mengenal CNG sebagai bahan bakar gas (BBG). Bahan bakar ini dianggap lebih 'bersih' bila dibandingkan dengan dua bahan bakar minyak karena emisi gas buangnya yang ramah lingkungan. CNG dibuat dengan melakukan kompresi metana (CH4) yang diekstrak dari gas alam. CNG disimpan dan didistribusikan dalam bejana tekan, biasanya berbentuk silinder.


2. Penggunaan CNG

CNG dapat digunakan pada semua industri seperti peleburan baja, kimia, textil, keramik, sepatu, plastik, makanan, kaca dan lainnya. Pada umumnya CNG digunakan sebagai bahan bakar mesin generator, boiler, oven dan burner.
CNG dikirim dalam tabung yang diangkut dengan trailer 10-40 feet.

Argentina dan Brazil di Amerika Latin adalah dua negara dengan jumlah kendaraan pengguna CNG terbesar. Konversi ke CNG difasilitasi dengan pemberian harga yang lebih murah bila dibandingkan dengan bahan bakar cair (bensin dan solar), peralatan konversi yang dibuat lokal dan infrastruktur distribusi CNG yang terus berkembang. Sejalan dengan semakin meningkatnya harga minyak dan kesadaran lingkungan, CNG saat ini mulai digunakan juga untuk kendaraan penumpang dan truk barang berdaya ringan hingga menengah.

Sesungguhnya di Indonesia, CNG bukanlah barang baru. Pencanangan untuk menggunakan CNG yang harganya lebih murah dan lebih bersih lingkungan daripada bahan bakar minyak (BBM) sudah dilakukan sejak tahun 1986. Pada saat itu ditetapkan bahwa 20 persen dari armada taksi harus memakai CNG. Namun, karena pada saat itu harga BBM masih dianggap terjangkau dan stasiun pengisian BBM terdapat di mana-mana, maka minat untuk menggunakannya tidak sempat membesar.
Saat ini di Jakarta hanya terdapat 14 Stasiun Pengisi Bahan Bakar Gas (SPBG), tetapi yang berfungsi tak lebih dari enam SPBG. Untuk mendorong penggunaan CNG, Gubernur DKI JakartaSutiyoso mengharuskan bus TransJakarta yang melayani rute 2, rute 3, dan rute selanjutnya untuk menggunakan CNG.

CNG dapat digunakan untuk mesin Otto (berbahan bakar bensin) dan mesin diesel (berbahan bakar solar).

Pengisian CNG dapat dilakukan dari sistem bertekanan rendah maupun bertekanan tinggi. Perbedaannya terletak dari biaya pembangunan stasiun vs lamanya pengisian bahan bakar. Idealnya, tekanan pada jaringan pipa gas adalah 11 bar, dan agar pengisian CNG bisa berlangsung dengan cepat, diperlukan tekanan sebesar 200 bar, atau 197 atm, 197 kali tekanan udara biasa. Dengan tekanan sebesar 200 bar, pengisian CNG setara 130 liter premium dapat dilakukan dalam waktu 3-4 menit.

Dengan tekanan sebesar 200 bar, tentunya penanganan CNG perlu dilakukan secara hati-hati. Antara lain dengan menggunakan tangki gas yang memenuhi persyaratan dan dipasang di bengkel yang direkomendasi. Tangki CNG dibuat dengan menggunakan bahan-bahan khusus yang mampu membawa CNG dengan aman. Desain terbaru tangki CNG menggunakan lapisan alumuniumdengan diperkuat oleh fiberglass. Karena CNG lebih ringan dari udara, kebocoran tidak menjadi terlalu beresiko bila sirkulasi udara terjaga dengan baik. Jika gas terbakar, mesh logam ataukeramik akan mencegah tangki agar tidak meledak.

Sama sekali tidak diperkenankan untuk memodifikasi tangki tersebut. Jika dianggap tangki yang dibeli volumenya terlalu kecil, lebih baik membeli tangki yang volumenya lebih besar daripada memodifikasinya sendiri. Sama sekali tidak diperkenankan untuk memodifikasi tangki tersebut. Jika dilakukan, daya tahan tangki tersebut terhadap tekanan tinggi menjadi tidak terukur.

CNG kadang-kadang dianggap sama dengan LNG. Walaupun keduanya sama-sama gas alam, perbedaan utamanya adalah CNG adalah gas terkompresi sedangkan LNG adalah gas dalam bentuk cair. CNG secara ekonomis lebih murah dalam produksi dan penyimpanan dibandingkan LNG yang membutuhkan pendinginan dan tangki kriogenik yang mahal. Akan tetapi CNG membutuhkan tempat penyimpanan yang lebih besar untuk sejumlah massa gas alam yang sama serta perlu tekanan yang sangat tinggi. Oleh karena itu pemasaran CNG lebih ekonomis untuk lokasi-lokasi yang dekat dengan sumber gas alam.
CNG juga perlu dibedakan dari LPG, yang merupakan campuran terkompresi dari propana (C3H8) dan butana (C4H10).


Jika anda belum menggunakan CNG, mesin industri anda dapat digunakan melalui proses migrasi. Secara teoritis mesin berbahan bakar minyak, gas dan batu bara dapat dikonversikan untuk menggunakan CNG. Mesin berbahan bakar LPG dan Solar merupakan mesin dengan perubahan paling minimum.
Klien kami membuktikan bahwa penghematan penggunaan CNG dapat mengembalikan investasi awal dalam waktu hanya 2 bulan.

Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lindung Lingkungan

Standarisasi keamanan pengoperasian gas yang diterapkan oleh kami :
1.        ISO 15501 dan ISO 3833 tentang keselamatan yang diperlukan untuk mengoperasikan Gas Cylinder.
2.        ISO 15501 diperuntukan untuk kendaraan yang menggunakan Gas Alam (CNG).
3.        ISO 15403 diperuntukan bagi kendaraan yang menggunakan dual (salah satunya gas) bahan bakar.
4.        ISO 1176:1990, Kendaraan – beban – dan kumpulan kode
5.        ISO 3833, Kendaraan – Jenis – definisi.
6.        ISO 11439, Tabung – Tabung Gas bertekanan (CNG) untuk diatas kapal untuk kendaraan bermotor.
7.        ISO 14469, Kendaraan – Compressed natural gas (CNG) Konektor pengisian.
8.        ISO – 15403, Gas Alam – Pembuatan dan kwalitas dari Gas alam diperuntukan untuk digunakan pada kendaraan.
9.        ISO 15500 (Semua bagian), kendaraan – Compressed Natural Gas (CNG)
komponen dari system bahan bakar.
10.     ISO 15501-2, Kendaraan – Compressed Natural Gas (CNG) System bahan bakar –
bagian 2 : Tes metode.
11.     ISO 60079-10, Perlengakapan kelistrikan untuk gas mudah terbakar – bagian 10 :
Classifikasi Area Berbahaya.


3. Perbedaan LPG, LNG, dan CNG

LPG
Bahan Bakar Gas Cair, yang secara umum, biasa kita sebut dengan ELPIJI ( LPG ), kita tentu sering mendengar dan akrab sehari-hari dengan kehidupan kita, terutama bagi ibu-ibu rumah tangga, namun apakah ELPIJI itu.

ELPIJI diperkenalkan Pertamina sejak tahun 1968. Tujuan Pertamina memasarkan ELPIJI adalah untuk meningkatkan pemanfaatan hasil produk Minyak Bumi, bentuk nya juga cair, namun perbedaan terbesar nya dari LNG adalah, heating valuenya yang lebih besar. selain juga mengurangi permintaan dari kalangan ibu rumah tangga akan Minyak Tanah, ELPIJI sendiri merupakan peng-Indonesia-an ucapan LPG (dibaca elpiji) atau LIQUEFIED PETROLIUM GAS. Pertamina menjadikan LPG sebagai merk dagang. ELPIJI adalah Bahan Bakar yang ramah terhadap lingkungan. Dikalangan Ibu rumah tangga dan pengusaha restaurant, pengguna ELPIJI menjamin dapur yang tetap resik dan bersih. Selain itu bila dibandingkan dengan Minyak Tanah atau Kayu Bakar, daya pemanasan ELPIJI lebih tinggi sehingga memasak lebih cepat matang dan tentu lebih cepat dihidangkan.

ELPIJI merupakan campuran dari berbagai unsur Hydrocarbon yang berasal dari penyulingan Minyak Mentah dan berbentuk Gas. Dengan menambah tekanan dan menurunkan suhunya, gas berubah menjadi cair, sehingga dapat disebut sebagai Bahan Bakar Gas Cair. Komponennya didominasi Propana ( C3H8 ) dan Butana (C4H10). ELPIJI juga mengandung Hydrocarbon ringan lain dalam jumlah kecil, misalnya Etana (C4H6) dan Pentana (C5H12). Dalam kondisi Atmosferis , ELPIJI berupa gas dan dapat dicairkan pada tekanan diatas 5kg/cm2. Volume ELPIJI dalam bentuk cair lebih kecil dibandingkan dalam bentuk gas untuk berat yang sama. Karena itu elpiji dipasarkan dalam bentuk cair. Sifat lain ELPIJI lebih berat dibanding udara, karena Butana dalam bentuk Gas mempunyai Berat Jenis dua kali Berat Jenis udara.

LPG banyak dipakai sebagai bahan bakar pengganti minyak tanah di rumah tangga, namun di luar negeri LPG sudah banyak kegunaannya, salah satunya sebagai bahan bakar mobil.

LNG

LNG adalah gas alam yang dicairkan, yang komposisi kimia terbanyaknya adalah Methana, lalu sedikit Ethana, Propana, Butana dan sedikit sekali pentana dan nitrogen. LNG biasanya di pakai di Industri sebagai bahan bakar. LNG adalah kepanjangan dari Liquefied Natural Gas (Gas Alam Cair). LNG adalah Gas Alam yang didinginkan lalu di kondensasikan menjadi liquid (cair). Kandungan utama dari LNG adalah methane dengan sedikit ethana, propane, Iso-butana, normal-butana, iso pentana +, serta kandungan – kandungan H2S yang beragam. Pada umumnya LNG disimpan dengan temperatur yang sangat rendah yaitu –150°C dengan tekanan 17 bar.g.

Perbedaan LNG (Liquified Natural Gas) dengan LPG (Liquified Petroleum Gas). LNG adalah Gas Metana (C1) yang dicairkan, sedangkan LPG adalah Gas Propana ( C3) atau Butana (C4) yang dicairkan.
Apa saja hasil dari LPG, Bahan Bakar Gas ELPIJI untuk kebutuhan Rumah Tangga, Industri dan Komersial yaitu Bahan Bakar Gas ELPIJI campuran Propana dan Butana selanjutnya disebut ELPIJI CAMPURAN. LPG ini mempunyai Vapour Pressure pada 100F sebesar 120 psig, dengan komposisi : % Vol C2 maksimum 0.2, % Vol C3 & C4 minimum 97.5 dan % Vol C5+ (C5 & Heavier) maksimum 2.0.
Sedangkan Bahan Bakar Gas LPG untuk kebutuhan khusus dan Komersial, yaitu Bahan Bakar Gas ELPIJI Propana, selanjutnya disebut ELPIJI PROPANA. LPG ini mempunyai vapour pressure pada 100 F sebesar 210 psig, dengan komposisi: % vol C3 total minimum 95, % vol C4 (C4 & heavier) maksimum 2.5.
Bahan Bakar Gas LPG untuk kebutuhan komersial yaitu Bahan Bakar Gas ELPIJI Butana, selanjutnya disebut LPG BUTANA. LPG ini mempunyai vapour pressure pada 100° F sebesar 70 psig, dengan komposisi: % Vol C4 minimum 97.5, % Vol C5 maksimum 2.5 dan % Vol C6+ (C6 & Heavier) NIL.
Sedangkan hasil dari LNG antara lain :

* LNG : Liquified Natural Gas ( mayoritas Methana – C1 )

* LPG : Liquified Petroleum Gas ( umumnya Butana – C4 )

* CNG : Compressed Natural Gas ( umumnya Ethana-Propana-Butana C2-C3-C4 )
* Light Naphtha : Naphtha ringan ( umumnya berkisar antara C5 – C8 ), Condensible Gas
* Heavy Naphtha : Naphtha berat ( berkisar C8 – C13 ), bahan baku bensin
* HOMC : High Octane Mogas Component ( minyak pencampur bensin agar oktane numbernya tinggi, umumnya kracked naphtha )
* Kerosene : Minyak Tanah ( berkisar C15-C18 )
* Avtur : Aviation Turbine ( bahan bakar kerosene untuk turbin-gas pesawat terbang )
* Avigas : Aviation Gasoline ( bahan bakar bensin untuk pesawat terbang bermotor bakar )
* HSD : High Speed Diesel ( bahan bakar solar untuk mesin diesel putaran tinggi, terutama kendaraan transport dan mesin-mesin kecil )
* MFO : Marine Fuel Oil ( bahan bakar diesel putaran menengah terutama pada diesel kapal atau diesel berukuran besar )
* IFO : Industrial Fuel Oil ( minyak bakar ), sangat kental pada ambient temperatur, cocok untuk pemanas di eropa dan bahan bakar heater, mempunyai kalor pembakaran yang tinggi, sehingga volume pembakaran spesifiknya tinggi.

CNG

Gas alam terkompresi (Compressed natural gas, CNG) adalah alternatif bahan bakar selain bensin atau solar. Di Indonesia, kita mengenal CNG sebagai bahan bakar gas (BBG). Bahan bakar ini dianggap lebih ‘bersih’ bila dibandingkan dengan dua bahan bakar minyak karena emisi gas buangnya yang ramah lingkungan. CNG dibuat dengan melakukan kompresi metana (CH4) yang diekstrak dari gas alam. CNG disimpan dan didistribusikan dalam bejana tekan, biasanya berbentuk silinder.

Argentina dan Brazil di Amerika Latin adalah dua negara dengan jumlah kendaraan pengguna CNG terbesar. Konversi ke CNG difasilitasi dengan pemberian harga yang lebih murah bila dibandingkan dengan bahan bakar cair (bensin dan solar), peralatan konversi yang dibuat lokal dan infrastruktur distribusi CNG yang terus berkembang. Sejalan dengan semakin meningkatnya harga minyak dan kesadaran lingkungan, CNG saat ini mulai digunakan juga untuk kendaraan penumpang dan truk barang berdaya ringan hingga menengah.

             


Sesungguhnya di Indonesia, CNG bukanlah barang baru. Pencanangan untuk menggunakan CNG yang harganya lebih murah dan lebih bersih lingkungan daripada bahan bakar minyak (BBM) sudah dilakukan sejak tahun 1986. Pada saat itu ditetapkan bahwa 20 persen dari armada taksi harus memakai CNG. Namun, karena pada saat itu harga BBM masih dianggap terjangkau dan stasiun pengisian BBM terdapat di mana-mana, maka minat untuk menggunakannya tidak sempat membesar.

Saat ini di Jakarta hanya terdapat 14 Stasiun Pengisi Bahan Bakar Gas (SPBG), tetapi yang berfungsi tak lebih dari enam SPBG. Untuk mendorong penggunaan CNG, Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso mengharuskan bus TransJakarta yang melayani rute 2, rute 3, dan rute selanjutnya untuk menggunakan CNG.

CNG dibandingkan dengan LNG dan LPG CNG kadang-kadang dianggap sama dengan LNG. Walaupun keduanya sama-sama gas alam, perbedaan utamanya adalah CNG adalah gas terkompresi sedangkan LNG adalah gas dalam bentuk cair. CNG secara ekonomis lebih murah dalam produksi dan penyimpanan dibandingkan LNG yang membutuhkan pendinginan dan tangki kriogenik yang mahal. Akan tetapi CNG membutuhkan tempat penyimpanan yang lebih besar untuk sejumlah massa gas alam yang sama serta perlu tekanan yang sangat tinggi. Oleh karena itu pemasaran CNG lebih ekonomis untuk lokasi-lokasi yang dekat dengan sumber gas alam.

CNG juga perlu dibedakan dari LPG, yang merupakan campuran terkompresi dari propana (C3H8) dan butana (C4H10).

5. Prospek penggunaan bahan bakar CNG

Pemanfaatan BBG untuk kendaraan bermotor di Indonesia dimulai sejak tahun 1987, pada era Soeharto pernah dicanangkan “ Pemasyarakatan Bahan Bakar Gas” sebagai dukungan  terhadap Program Langit Biru

Mitos :
·         BBG tidak aman
·         Kalau gasnya habis, mobil mogok
·         Pengisian BBG butuh waktu lama
·         Harga c-kit mahal
Realitas :
·         BBG lebih aman
·         Umumnya kendaraan BBG adalah bi-fuel (bahan bakar ganda), bisa pilih gas atau BBM
·         Biaya c-kit bisa terbayar (pay-out) dalam waktu setahun saja, khususnya untuk angkutan umum.
CNG :
·         Komposisi utama terdiri atas metana dan etana
·         Metana (CH4) akan menghasilkan emisi gas buang yang bersih
·         Berat jenis 0.6036 atau lebih ringan dari udara
·         Niloai oktan setara 120
·         Disimpan dalam bentuk gas pada tangki dengan tekanan 200 bar
·         Umumnya system di SPBG adalah on-line dengan jaringan pipa gas ; alternative menggunakan system mother-daughter.


Gambar 4.1. system SPBG



Gambar 4.2. NGV Lay Out

Prospek CNG :
Ø  Factor ekonomi :
·         Harga produk yang lebih murah
·         Biaya operasional KBBG lebih rendah
·         Investasi c-kit relative cepat terbayar
·         Cadangan gas alam mencukupi
·         Penghematan devisa negara
Ø  Factor Lingkungan :
·         Emisi lebih bersih, ramah lingkungan
Ø  Factor Safety :
·         Tingkat keamanan lebih tinggi (statistic keamanan KBBG lebih baik dari kendaraan BBM

5. Penghambat penerapan BBG di Indonesia

3 hal penghambat penerapan BBG di Indonesia

Dewan Energi nasional (DEN) mengidentifikasi setidaknya ada 3 masalah mendasar yang menyebabkan tidak ekfektifnya penggunaan bahan bakar gas (BBG) untuk kendaraan bermotor berbasis Compressed Natural Gas (CNG). Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Herman Agustiawan mengatakan, ketiga masalah tersebut ada pada sisi pasokan CNG yag tidak stabil, infrastruktur pendukung yang masih minim, serta harga CNG yang dirasa kurang ekonomis dibanding BBM.

Tiga alasan itu membuat pemanfaatan CNG sebagai bahan bakar kendaraan bermotor tidak berjalan sebagaimana mestinya. Ketiga masalah tersebut, harga menjadi faktor utama gagalnya implementasi CNG untuk kebutuhan transportasi di Indonesia. Harga CNG yang bisa mencapai Rp 3.900 per liter setara premium (LSP) di tingkat konsumen menjadikannya tidak diminati karena marginnya cukup tipis dengan BBM bersubsidi jenis premium. Untuk menggunakan CNG pada kendaraan, konsumen harus menyediakan converter kit yang dirasa tidak ekonomis karena harganya cukup mahal.

6. Pandangan mengenai keberadaan CNG sebagai bahan bakar

Besarnya minat konsumen terhadap kendaraan niaga berbahan bakarcompressed natural gas (CNG) terhalang kesiapan infrastruktur Indonesia. 

Perusahaan truk Hino dalam acara Indonesia International Motor Show (IIMS) 2012 di Arena Pekan Raya Jakarta menampilkan inovasi kendaraan tractor head berbahan bakar gas asal Thailand, Ranger FM2PKMA NGV. 

Menurut Santiko, potensi pasar kendaraan niaga berbahan bakar CNG bagus karena murahnya harga gas serta mendukung kadar emisi gas buang yang lebih rendah.

Banyaknya penggunaan kendaraan CNG untuk mendukung program kendaraan ramah lingkungan, kata Santiko, tergantung beberapa upaya yang pemerintah lakukan dalam memberikan jenjang harga yang besar antara CNG dengan solar.

Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, mewajibkan seluruh mobil Pemerintah Daerah (Pemda) dan angkutan umum di DKI Jakarta untuk menggunakan bahan bakar gas berjenis Compressed Natural Gas (CNG) mulai tahun 2012.

Secara perlahan BBM dapat digantikan sesuai kebijakan pemerintah tentang penggunaan BBM di tahun 2025 nanti yang hanya 20 persen dari penggunaan energi. Penggunaan CNG, ia meyakini dapat mengurangi penyelewengan dalam penggunaan minyak atau BBM.

Untuk berpindah dari BBM ke CNG setelah dipelajari tidak efektif menggunakan converter, karena itu, menurut dia, produsen terpaksa harus membedakan mobil dengan bahan bakar minyak dengan yang menggunakan CNG.

Beda CNG dengan LGV

Ada dua jenis bahan bakar gas, yaitu sistem yang menggunakan BBG atau CNG (Compressed Natural Gas) dan sistem Vigas atau LGV (Liquid Gas for Vehicle). 

Menurut Service Advisor PT. Autogas Indonesia, Toto Taufik, keduanya punya karakteristik yang berbeda.

Dia mengatakan, LGV lebih cocok digunakan untuk mobil pribadi atau city car. Tabung LGV relatif lebih ringan dan dapat diisi hingga 80-85 persen. Tekanannya pun 8-12 bar saja. Dengan harga Rp3.600 per liter, LGV mempunyai nilai oktan 98. LGV itu tabungnya lebih enteng, jadi kalau di mobil pribadi tidak terlalu memberatkan.

Sementara itu, untuk angkutan massal seperti bus Transjakarta dan juga mobil-mobil besar, CNG lebih sering digunakan. Kapasitas tabungnya lebih kecil, tabungnya hanya bisa diisi hingga 30% karena tekanan gasnya mencapai 200 bar. Selain itu, harganya lebih murah, yaitu Rp3.200 - Rp3.400. Tabung CNG bisa dipasang lebih dari satu, paralel. Maka dari itu, kapasitasnya juga bisa tersedia banyak sehingga cukup untuk mobil besar.

Menurut catatan Pertamina, di Jakarta sudah ada 16 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG)

Keberadaan kendaraan yang berbahan bakar CNG semakin Banyak

Pabrikan mobil terbesar asal Amerika, General Motors (GM), telah meluncurkan kendaraan dengan model terbaru yang merupakan versi bi-fuel 2013, yakni Chevrolet Silverado 2013 dan GMC Sierra Pickup Truck 2013 khusus pasar otomotif Amerika.

Untuk kedua model baru ini akan dibekali mesin kapasitas 6.0 liter Vortec V8. Mobil ini akan dapat melaju dengan menggunakan bahan bakar bensin atau Compressed Natural Gas (CNG). Maka tenaga yang dihasilkan bisa mencapai 397 hp dan menghasilkan torsi sebesar 1037 Nm. Dan dengan menggunakan gabungan bahan bakar yang sudah terisi penuh tersebut kedua model ini akan mampu menempuh jarak sejauh 1.045 km.

Pembangunan Fasilitas untuk CNG

PT PLN (Persero) sedang membangun sejumlah fasilitas liquefied natural gas (LNG) dan compressed natural gas (CNG). Pembangunan fasilitas LNG dan CNG ini untuk menekan ketergantungan akan bahan bakar minyak (BBM).

Nasri menjelaskan, tahun 2011 lalu, dari total listrik yang dihasilkan PLN, sebanyak 23% listrik dihasilkan oleh pembangkit dengan BBM. Sementara listrik dari bahan bakar gas hanya 21%. Tahun 2012 ini, PLN bertekad menekan penggunaan BBM hingga menjadi 14% sedangkan penggunaan BBG akan ditingkatkan menjadi 23%. Salah satu pembangkit yang akan dilengkapi dengan fasilitas CNG misalnya pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Sungai Gelam, Jambi yang berkapasitas 60 megawatt.

Nasri menjelaskan, penggunaan LNG dan CNG jauh lebih efektif bila dibandingkan dengan menghemat BBM. PLN berencana memanfaatkan LNG dan CNG saat beban dasar dan menengah untuk menggerakkan pembangkit berkapasitas 4 MW-5 MW. Sementara saat beban puncak, PLN akan mengerahkan LNG dan CNG untuk menggerakkan pembangkit berkapasitas 16 MW-20 MW.

7. Kesimpulan

Gas alam terkompresi (Compressed natural gas, CNG) adalah alternatif bahan bakar selain bensin atau solar.  

CNG dapat digunakan pada semua industri seperti peleburan baja, kimia, textil, keramik, sepatu, plastik, makanan, kaca dan lainnya. Pada umumnya CNG digunakan sebagai bahan bakar mesin generator, boiler, oven dan burner.
CNG dikirim dalam tabung yang diangkut dengan trailer 10-40 feet.

Prospek CNG sangat bagus baik di Indonesia maupun Negara-negara lain. CNG memiliki banyak kelebihan disamping nilai oktannya tinggi juga ramah lingkungan dan lebih ekonomis. Sekarang di Indonesia sudah ada 16 SPBG untuk melayani kendaraan yang berbahan bakar CNG, yang sangat banyak diminati pada saat sekarang ini.

PLN pun mulai mencanangkan untuk menggunakan CNG untuk power plant nya, yang akan diterapkan di bulan desember tahun ini.

8. Referensi






1 komentar:

  1. Kami menawarkan alat ukur gas turbin meter dan evc dengan konfisi masih layak pakai dan masih bagus, jika membutuhkan bisa hub kami

    Salam
    Ichwan
    082233823228

    BalasHapus