Tugas 2
Prospek Penggunaan Bensin di Masa yang akan Datang
Zaenal Abidin (4209100102)
Teknik Sistem Perkapalan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
1. Pendahuluan
Pada pertengahan abad ke-19,
penggunaan sumber daya energy berkembang sangat pesat. Dengan bertambah
makmurnya kehidupan umat manusia, menunjukkan bertambah banyaknya jumlah
energy. Sampai dengan 40 tahun yang lalu, energy yang dapat digunakan untuk 100 tahun, sekarang hanya cukup untuk
memenuhi 15 tahun saja. Sudah barang tentu pemakai terbesar dari sumber daya
energy ini adalah Negara-negara maju. Negara-negara maju yang berpenduduk ¼
dari jumlah penduduk dunia mempergunakan ¾ dari jumlah energy yang ada. Sebagai
contoh, jumlah energy yang dipergunakan oleh satu orang warga Negara Jepang
adalah 5 kali dari satu orang warga cina. Namun sekarang tidak dapat dipungkiri
lagi penggunaan energy oleh Negara-negara berkembang pun semakin bertambah.
Energy yang selama ini dipergunakan umumnya berasal dari minyak bumi, batu bara
dan gas bumi. Semuanya ini berasal dari bahan bakar fossil, yang dimana
kondisinya telah mencapai batas, diantaranya adalah :
a.
Batas persediaan
Hampir 85 % dari energy yang kita pergunakan adalah berasal dari bahan
bakar fossil. Bahan bakar fossil yang berasal dari fossil makhluk hidup
beberapa juta tahun yang lalu ini, akan dipergunakan habis hanya dalam
kurun waktu 200 – 300 tahun saja. Kalau
energy dipergunakan seperti kondisi sekarang ini, maka persediaan bahan bakar
fossil yang ada sekarang yaitu minyak bumi tinggal 40 tahun, gas bumi 63 tahun,
dan batubara 231 tahun lagi.
b.
Batas masalah
lingkungan
Dalam penggunaannya bahan bakar fossil memiliki salah satu batas lagi,
yaitu pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh material berbahaya yang
dikeluarkan seperti NOx dan SOx, yang dapat mengakibatkan hujan asam dan
pencemaran lainnya. Dan juga CO2 hasil pembakaran , yang mengakibatkan
tingginya kenaikan suhu permukaan bumi. Untuk mengatasi kondisi yang ada,
sekaligus untuk memenuhi kebutuhan energy di masa yang akan datang, eksistensi
dari penemuan/pemakaian energy baru sangat diharapkan.
Berbalik dengan ketersediaan
minyak bumi yang mulai menipis di muka bumi karena explorasi yang dilakukan
secara tak terkendali. Namun tidak dapat dipungkiri juga bahwasanya minyak bumi
merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia bahkan sector
industry, dan sangat penting juga untuk menjaga peradaban manusia di jaman
industrialisasi ini, sehingga minyak bumi ini menjadi perhatian serius bagi
banyak pemerintah di berbagai Negara. Saat ini minyak bumi masih menjadi sumber
energy terbesar di banyak kawasan di dunia, dengan persentase bervariasi mulai
dari yang terendah.
Minyak Bumi sebagian besar digunakan untuk memproduksi bensin dan minyak
bakar, keduanya merupakan sumber "energi primer" utama. 84% dari volume hidrokarbon
yang terkandung dalam minyak Bumi diubah menjadi bahan bakar, yang di dalamnya
termasuk dengan bensin, diesel, bahan bakar jet, dan elpiji. Minyak Bumi yang tingkatannya lebih
ringan akan menghasilkan minyak dengan kualitas terbaik, tapi karena cadangan
minyak ringan dan menengah semakin hari semakin sedikit, maka tempat-tempat pengolahan minyak sekarang ini semakin meningkatkan
pemrosesan minyak berat dan bitumen, diikuti dengan metode yang makin kompleks
dan mahal untuk memproduksi minyak. Karena minyak Bumi tyang tingkatannya berat
mengandung karbon terlalu banyak dan hidrogen terlalu sedikit, maka proses yang
biasanya dipakai adalah mengurangi karbon atau menambahkan hidrogen ke dalam
molekulnya. Untuk mengubah molekul yang panjang dan kompleks menjadi molekul
yang lebih kecil dan sederhana, digunakan proses fluid catalytic
cracking.
Karena mempunyai kepadatan energi yang tinggi, pengangkutan yang mudah,
dan cadangan yang banyak, minyak Bumi telah menjadi sumber energi paling utama
di dunia sejak pertengahan tahun 1950-an. Minyak Bumi juga digunakan sebagai
bahan mentah dari banyak produk-produk kimia, farmasi, pelarut, pupuk, pestisida,
dan plastik; dan sisa
16% lainnya yang tidak digunakan untuk produksi energi diubah menjadi material
lainnya.
Cadangan minyak yang diketahui saat ini berkisar
190 km3 (1,2 triliun barrel)
tanpa pasir minyak, atau
595 km3 (3,74
triliun barrel) jika pasir minyak ikut dihitung. Konsumsi minyak Bumi saat ini berkisar
84 juta barrel (13,4×106 m3)
per harinya, atau 4.9 km3 per
tahunnya. Dengan cadangan minyak yang ada sekarang, minyak Bumi masih bisa
dipakai sampai 120 tahun lagi, jika konsumsi dunia diasumsikan tidak bertambah.
2. Konsumsi dan Kebutuhan Terhadap Bensin
Bensin merupakan bahan bakar
transportasi yang masih memegang peranan penting sampai saat ini. Bensin
mengandung lebih dari 500 jenis hidrokarbon yang memiliki rantai C5-C10.
Kadarnya bervariasi tergantung komposisi minyak mentah dan kualitas yang
diinginkan.
Bahan bakar telah dipakai
hampir seluruh armada transportasi disamping solar sebagai pendampingnya. Bahan
bakar ini mempunyai banyak keunggulan. Asap yang ditimbulkan oleh mesin atau
kendaraan yang menggunakan bahan bakar ini hamper tidak kelihatan, sehingga
tidak membuat sesak napas atau menghalangi pandangan mata.
Lain halnya dengan mesin atau
kendaraan yang mengguankan bahan bakar solar. Hasil pembakaran mesinnya
menghasilkan asap yang pekat tebal berwarna kehitaman dan berbau cukup menyengat.
Dengan demikian dapt dipahami bahwa fungsi bahan bakar ini adalah sangat
penting dan bias mempengaruhi ekonomi masyarakat.
Bisa dibayangkan bila bensin
hilang atau dikurangi peredarannya di masyarakat. Roda ekonomi akan macet,
bahkan bisa lumpuh. Dan jika bensin tidak ada makaharga-harga bahan pokok lain
dan kebutuhan hidup manusia menjadi kacau. Maka tidak heran jika peraturan
mengenai harga dan distribusinya menjadi urusan pemerintah dan DPR. Kenaikan
harga bensin pun menjadi salah satu parameter keberhasilan pemerintah yang
sedang berkuasa.
Fakta yang ada menunjukan bahwa
konsumsi bahan bakar ini memerlukan regulasi yang mantap dari pemerintah. Di
tahun 2011 pemerintah telah merencanakan pembatasan penggunaan bahan bakar ini
untuk mobil pribadi, karena semakin banyaknya pengguna kendaraan pribadi baik
mobil maupun sepeda motor. Menurut Bangka Pos, konsumsi Bahan Bakar Minyak
(BBM) di Indonesia perhari mencapai 1,2 juta barel. Dan untuk kenaikan konsumsi
BBM diprediksi sebesar 5-10 % seiring dengan pertumbuhan kendaraan bermotor di
Indonesia ( Ibrahim Hasyim, detik finance 10/07/2012).
Dalam BP Statistical Review of World Energy yang diluncurkan Senin
(05/07/2011) dilaporkan bahwa pertumbuhan konsumsi energy dunia pada tahun 2010
adalah sebesar 5,6%. Angka ini merupakan pertumbuhan terkuat sejak tahun 1973
yang didorong pertumbuhan ekonomi global yang mencapai 4,9%. Maka prediksi
pemakaian energy termasuk bensin juga akan terus naik sepanjang tahun seiring
dengan tingginya kebutuhan akan bahan bakar.
Sedangkan menurut CIA World Factbook, konsumsi minyak bumi
didunia pada tahun 2010 adalah 87 juta barel minyak per harinya. Berikut data
statistic besarnya jumlah konsumsi
minyak dunia dalam sehari.
Table 2.1. konsumsi minyak
mentah dunia yang dikonsumsi tiap harinya tahun 2008
Konsumsi
minyak Bumi pada abad ke-20 dan abad ke-21 bertambah seiring dengan tumbuhnya
penjualan kendaraan.
3. Ketersediaan Bensin di Muka Bumi
3.1 Kondisi Energi Saat Ini
Kebutuhan global akan minyak pada tahun 2008 yang lalu telah
mencapai sekitar 87,1 juta barel per hari. Angka ini meningkat cukup drastis
dan merupakan rekor tertinggi dalam kurun waktu hampirsatu dekade ini. Padahal,
pada tahun 2000, kebutuhan minyak dunia hanya sebesar 75,4 juta per barel per
hari. Artinya, hanya kurun waktu delapan tahun terjadi peningkatan sebesar 11,7
juta barel atau tumbuh rata-rata 1,93%.
Bahkan ketika harga minyak dunia melesat ke rekor tertinggi
pada tahun 2008 yang lalu, 147 dolar/barel, konsumsi minyak dunia menunjukkan
peningkatan sebesar 1,6 juta barel dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini
mengindikasikan bahwa minyak dunia masih kokoh menempati urutan teratas dalam
daftar penyedia (supplier)
kebutuhan energi di dunia. Minyak bumi masih tak tergantikan oleh sumber energi
lainnya kendati pun saat ini telah muncul beberapa energi terbarukan (renewable energy)
seperti biofuel, nuklir, panas
bumi (geothermal), biomass,
dan sebagainya.
Menurut data terbaru dari IFR Report, Economist 2008, dalam rentang tahun 2005 รข€“ 2030 diperkirakan kebutuhan minyak akan tumbuh sebesar 1,4% per tahun. Sebenarnya, prediksi angka pertumbuhan ini jika dibandingkan dengan angka pertumbuhan sumber energi lainnya seperti gas, masih lebih rendah. Akan tetapi, dalam proporsi penggunaan minyak sebagai energi di dunia, masih jauh lebih besar dibandingkan dengan sumber energi lainnya.
Pada tahun 2005, minyak memegang kendali sebesar 39,2% dari total kebutuhan energi di dunia. Proporsi ini jauh di atas gas (23,0%), bahan padat (27,6%), bahkan energi terbarukan (10,2%) sekalipun. Dua dekade mendatang, lebih tepatnya pada tahun 2030, diperkirakan proporsi minyak sebagai sumber energi akan mengalami penurunan menjadi sekitar 36,5% dari total kebutuhan energi di dunia. Sedangkan proporsi gas naik menjadi 27,4%, bahan padat turun menjadi 26,8%, dan energi terbarukan justru diperkirakan turun ke angka 9,2%. Hal ini menggambarkan situasi bahwa sampai dengan tahun 2030, minyak masih menjadi primadona sumber energi.
World Economic Review 2007, Prior Statistics 2008 melaporkan bahwa sektor transportasi dan industri menjadi penyumbang terbesar untuk kebutuhan minyak dunia dengan pertumbuhan rata-rata 1,2% per tahunnya sampai dengan tahun 2030. Dan yang perlu dijadikan catatan adalah negara-negara di kawasan Asia-Pasifik dan Asia Selatan memberikan porsi terbesar yaitu 58% dari total peningkatan kebutuhan minyak dunia. Hal ini mengingat di kawasan tersebut terdapat negara-negara berkembang dengan populasi penduduk yang sangat besar seperti Indonesia, India, Vietnam, serta negara maju seperti China yang konsumsi minyaknya menempati urutan ketiga di dunia.
Populasi penduduk yang besar dan masalah transportasi massal yang belum memadai di beberapa negara berkembang tersebut menyebabkan jumlah kendaraan pribadi berbahan bakar minyak terus meningkat setiap tahunnya. Pada akhirnya menyebabkan konsumsi minyak dunia juga mengalami peningkatan.
Lalu, bagaimana dengan jumlah cadangan minyak dunia saat ini? Berdasarkan World Energy Report, OPEC Report 2008, cadangan minyak mentah terbukti di dunia (world proven crude oil) berada pada posisi 1.195.318 juta barel, dimana sebagian besar berada di negara-negara yang tergabung dalam OPEC. Cadangan negara-negara tersebut mencapai 927.146 juta barel atau sekitar 77,6% dari total cadangan minyak mentah terbukti di dunia. Arab Saudi merupakan negara yang mempunyai cadangan minyak bumi (oil reservoir) terbesar yaitu 264,3 miliar barel. Berbeda jauh dengan Indonesia (ketika laporan tersebut dibuat, Indonesia masih merupakan anggota OPEC) yang berada di posisi kedua terbawah dari 25 negara yang tercatat memiliki cadangan minyak bumi, dengan kandungan minyak bumi sebesar 4,4 miliar barel. Berikut adalah grafik yang menunjukkan besarnya konsumsi minyak dunia
Grafik 3.1. Konsumsi minyak bumi per
tahun dunia.
Dari
tabel diatas tingkat kenaikan konsumsi minyak dunia berjalan sangat signifikan
setiap tahunnya. Dan mungkin hal ini akan terus meningkat di tahun berikutnya,
hingga 45 tahun mendatang.
Berdasarkan data yang tersedia, jika kita menganalisa secara ekstremyaitu dengan menganggap bahwa cadangan minyak bumi tidak akan bertambah sampai dengan tahun 2030 dan pertumbuhan kebutuhan minyak rata-rata 1,4% (anggapan perhitungan mulai tahun 2008) seperti laporan IFR Report, Economist 2008 di atas, maka ketika tahun 2030 telah tiba, cadangan minyak mentah dunia akan terkuras sebesar 843,95 miliar barel (70,6%). Hanya tersisa 351,38 miliar barel (29,6%). Cukupkah untuk beberapa tahun setelahnya? Tak ada seorang pun dari kita yang tahu.
Memang kondisi demikian kemungkinan kecil terjadi karena
berbagai aktivitas eksplorasi minyak (oil
exploration) untuk menemukan sumur-sumur minyak baru masih terus
dilakukan oleh berbagai perusahaan minyak dunia lewat penelitiannya. Namun,
alangkah bijaknya kita sebagai pengguna minyak bumi untuk memanfaatkan minyak
sebagai sumber energi secara tepat dan efisien.
Keadaan
ini bisa dilihat di negara jepang dengan kemajuan teknologi dan pesatnya
perkembangan perekonomian di Jepang telah mengakibatkan tingginya peningkatan
konsumsi energi pada tahun 1960–1970. Namun hal ini tidak berlanjut lama,
peristiwa “Oil shock” pada tahun 1973, telah membawa beberapa perubahan,
terutama kesadaran akan penghematan energi. Semenjak tahun 1973 hingga sekarang
(tahun 2000) penggunaan energi dalam bidang industri dapat dikatakan stabil.
Hal ini sangat bertolak belakang dengan penggunaan energi oleh masyarakat dan
transportasi. Pemakaian peralatan elektronik dan kendaraan bermotor telah
mengakibatkan jumlah penggunaan energi tahun 1997 dua kali lipat tahun 1973.
Akibatnya, jumlah total penggunaan energi di Jepang pada tahun 1997 adalah 1.4
kali tahun 1973. Menurut data
tahun 1993, kemampuan Jepang untuk menyediakan energi sendiri hanya sekitar 18
% saja. Sebagian besar dari
sumber energi Jepang, berasal dari luar negeri. Terutama minyak bumi, bisa
dikatakan seluruhnya adalah hasil impor. Sekitar
80 % dari minyak buminya berasal dari timur tengah. Tingginya ketergantungan
Jepang akan luar negeri dan lemahnya persediaan energi dalam negeri,
menyebabkan kepentingan akan penghematan energi dan penyediaan berbagai macam
jenis energi, lebih banyak dibandingkan negara-negara lainnya. Selain daripada
itu sebagai konsumen pemakai minyak bumi masalah pencemaran udara akibat dari
gas NOx, SOx, begitu pula kenaikan suhu permukaan bumi akibat dari CO2 telah mendorong Jepang untuk bersegera
dalam mencari pengganti minyak bumi sebagai sumber energinya.
Prediksi
Menipisnya Minyak Dunia oleh CIA, di bawah ini adalah data CIA tahun 2005 (masih bisa diperdebatkan)
Tabel 3.1. prediksi
cadangan minyak bumi dunia
Analisa data, fakta dan fenomena menipisnya
cadangan minyak bumi
·
Data di atas
adalah data tahun 2005, dan kebutuhan minyak dunia sudah meningkat pesat
mencapai kurang lebih 85 juta barel per hari pada tahun 2008.
·
Besarnya
kebutuhan minyak bumi bila dalam bentuk liter :
1 barel =
159 liter,85 juta barel/hari = 14.310.000.000 liter atau 14,3 milyar
liter/hari
·
Media
Inggris the Guardian menulis tentang menipisnya minyak dunia, berdasarkan
laporan kelompok peneliti The Peak Oil Group, yang melibatkan 8 (delapan)
perusahaan Inggris yang di antaranya Virgin, Stagecoach and FirstGroup, Arup,
Foster and Partners, dan Scottish and Southern. Bahwa menipisnya minyak dunia akan mulai dirasakan sekitar tahun
2011. Walaupun peringatan itu tidak lagi merupakan barang baru karena sudah
banyak ahli yang melaporkan kemungkinan bahwa produksi minyak dunia mendekati
puncaknya, namun dilaporkan inilah pertama kalinya argumen itu diajukan oleh
kalangan industri, kelompok yang paling banyak menelan pasokan energi dunia.
Laporan itu berargumen puncak produksi minyak dunia akan terjadi antara tahun
2011 hingga 2013 kemudian setelah itu produksi minyak dunia akan turun. Laporan
ini dibuat pada akhir Oktober 2008.
·
Konsumsi
terbesar adalah Amerika Serikat (24 jt barel/hari), dengan 450 juta penduduk.
Amerika memproduksi minyak sendiri 8 jt barel per hari dan sisanya impor.
Cadangan Minyak Amerika diperkirakan akan habis tidak lebih dari 8 tahun lagi.
·
Uni Eropa (18
jt barel/hari), penduduknya 454.900.000 (25 negara). Produksinya hanya 5,5 jt
barel/hari, sisanya impor. Cadangan minyak di Uni Eropa diperkirakan akan habis
4 tahun lagi. Data Eropa terbaru tidak ada, namun Inggris sudah mengimpor
minyak 1,1 juta barel per hari sejak tahun 2007.
·
Konsumsi
minyak yang semakin besar oleh negara padat penduduk seperti Cina dengan 1,6
milyar penduduk dan India dengan 1 milyar penduduk. Karena kemajuan ekonominya,
membuat penduduknya makin banyak yang memiliki kendaraan, dan industrinya yang
juga terus tumbuh
·
Kebutuhan
minyak bumi (BBM) indonesia meningkat menjadi 1,6 juta barel per hari, dan akan
terus meningkat. Karena semakin banyak masyarakat yang mampu beli mobil dan
motor. Yang diambil dari bumi Indonesia sendiri hampir 1 juta barel per hari,
sedangkan sisanya impor. Sekalipun, ditemukan cadangan Minyak Bumi Indonesia
yang baru, sekitar 9 milyar barel, namun minyak bumi di Indonesia diperkirakan
akan habis untuk maksimal 10 tahun ke depan, dan mulai menipis 5 tahun ke depan.
Sementara untuk gas dan batu bara, masih cukup melimpah dan diperkirakan bisa
eksplorasi 30 sampai 50 tahun.
3.2 Kebijakan Energi
Negara-negara berkembang perlu membuat regulasi yang jelas
untuk mengatur pertumbuhan kendaraan bermotor berbahan bakar minyak.
Industri-industri otomotif harus terus melakukan inovasi dalam menciptakan
kendaraan yang ramah lingkungan.
Seraya terus berkurangnya cadangan minyak bumi, berbagai penemuan sumber energi lain khususnya energi terbarukan harus terus digenjot dan mampu diproduksi secara massal. Jika tidak, akan terjadi krisis energi yang melanda dunia dalam dua dekade mendatang. Tentunya kita tidak ingin hal tersebut terjadi karena akan membawa dampak yang luar biasa terhadap segala sektor kehidupan. Terlebih dunia masih bergantung kepada emas hitam ini sebagai sumber energi utama.
Di negara jepang kebijakan – kebijakan mengenai energi telah
dibuat dan diterapkan oleh negeri sakura tersebut. Pola dasar dari kebijakan
energi Jepang adalah 3E yaitu, Economic growth, Energy security, Environmental
protection. Dalam rangka untuk dapat mencapai 3E ini, diperlukan keseimbangan
dari ketiga point tersebut. Untuk
itu kebutuhan akan energi baru yang dapat menghemat sumber energi dan memiliki
sedikit beban terhadap lingkungan adalah jawabannya. Undang-undang tentang
pengembangan dan pemanfaatan energi pengganti bahan bakar fosil dibentuk tahun
1980. Yang kemudian dilanjutkan
dengan pembentukan New energy and Industrial Technology development
organization (NEDO) dan New Energy Foundation (NEF). Yang masing-masing dari
tugasnya adalah NEDO, bertugas untuk menetapkan dan mengumumkan target dari
sumber energi baru sekaligus pengembangan teknologi untuk mengolah sumber
energi tersebut. Sedangkan NEF,
berperan untuk memasyarakatkan sumber energi baru tersebut. Untuk dapat
mempercepat program diatas pada tahun 1994 dibentuk perundangan tentang
penggunaan energi baru dalam skala besar. Yang kemudian diperbaiki pada tahun
1998. Untuk mempercepat tercapainya program diatas, berikut tiga point utama
dari energi baru yaitu:
-
Reproduce energy (energi matahari, tenaga angin dll.)
-
Recycle energy (pembangkit listrik tenaga limbah, dll.)
-
Pemakaian bentuk baru dari energi yang ada (clean energy car, fuel cells,
dll.).
Selain
daripada tiga point diatas, penetapan bantuan dalam penggunaan sumber energi
diatas, usaha untuk menurunkan harga dari masing-masing sumber energi,
kerjasama yang erat dari seluruh unsur yang terkait (pemerintah, pengusaha dan
masyarakat). Untuk energy panas bumi dan sumber energi air tidak termasuk dalam
program ini. Mengingat kedua sumber ini telah banyak dipergunakan.
Sedangkan
di indonesia kebijakan energi khususnya BBM atau bensin dengan menekan tingkat
konsumsinya. Umumnya kebijakan ini diterapkan kepada pemilik kendaraan pribadi
dan selalu menggaungkan upaya beralih dari bensin dengan kualitas premium ke
pertamax, yang diupakan untuk menekan subsidi terhadap premium. Dan juga
himbauan bike to work untuk menghemat sumber energi dan juga demi mengurangi
kemacetan dan mengurangi polusi.
4. Prospek Penggunaan Bensin di Masa yang akan Datang
Seiring berjalannya waktu populasi manusia
semakin bertambah sehingga kebutuhan akan energi pun semakin besar, namun
ketersediaan akan energi terbatas. Salah satu contoh yaitu kini ketersediaan
minyak bumi di alam kian menipis. Menyadari hal-hal tersebut ilmuwan-ilmuwan di
berbagai negara berlomba-lomba untuk menemukan energi alternatif maupun
teknologi-teknologi yang hemat dan ramah lingkungan.
Energi Alternatif tidak lain adalah sumber-sumber energi pengganti sumber energi yang telah menipis ketersediaannya di alam. Contohnya minyak bumi yang volumenya kian menipis. Energi-energi alternatif yang diinginkan yaitu energi alternatif yang memenuhi kritria:
·
Dapat
digunakan berulang kali
·
Ketersediaannya
melimpah di alam
·
Proses
pembuatannya tidak merusak alam
·
Tidak
berbahaya, aman, dan tidak menimbulkan berbagai penyakit
·
Tidak
menyisakan limbah atau limbah cair ataupun gasnya tidak merusak alam (ramah
lingkungan)
Disamping bahan bakar alternatif, ada semacam bahan bakar
yang komposisinya adalah bensin tetapi dengan kadar yang sedikit, yaitu E85. E85 adalah singkatan dari campuran bahan bakar etanol yang terdiri dari 85% etanol dan 15% bensin dilihat dari volumenya. E85 biasanya
digunakan pada kendaraan bahan bakar fleksibel di Amerika Serikat dan Eropa.
Pemakaian E85 dapat mengurangi emisi karbon
dioksida di atmosfer bumi, yang merupakan sumber utama
penyebab pemanasan
global.
Keuntungan potensial dari E85 ini sedang diuji oleh
beberapa ahli yang menyatakan bahwa proses pengolahan minyak bumi menjadi
bensin masih lebih murah daripada pengolahan etanol. Produksi etanol dalam
skala besar dapat menimbulkan biaya yang besar serta kerugian energi bersih
yang dihasilkan cukup besar. Jika dibandingkan, 1 liter etanol mengandung
energi 30% lebih rendah bila dibandingkan dengan 1 liter bensin. Kerugian yang
lain adalah sampai saat ini generator-generator, gergaji mesin, mesin pemotong
rumput, dan banyak mesin lainnya belum didesain untuk dapat memakai bahan bakar
etanol dalam konsentrasi besar. Jika dipaksakan, maka mesin ini akan cepat
rusak.
Dari tahun 2006 sampai saat ini, Amerika Serikat
menjadi produsen etanol terbesar di dunia, dengan Brasil berada di peringkat
kedua. Saat ini, konsumen di Amerika Serikat mengkonsumsi 138 miliar galon AS
(520.000.000 m3) bensin per tahunnya (pada tahun 2008), turun dari
142 miliar galon (540.000.000 m3) pada tahun 2007, ditambah dengan 9
miliar galon AS (34.000.000 m3) etanol yang diproduksi sendiri
ditambah 800 juta galon AS (3.000.000 m3) etanol yang diimpor dari
luar.
E85 mempunyai angka oktan yang lebih tinggi dari bensin biasa yang
beredar di pasaran. Hal ini berarti E85 cocok untuk dipakai pada mesin-mesin
berkompresi tinggi, sehingga tenaga yang dihasilkan mesin bisa lebih besar.
Angka oktan pada bahan bakar etanol E85 adalah berkisar 94-96.
Apabila suatu mesin berkompresi tinggi sudah
memiliki tingkat keefisienan yang bagus tapi penggunanya masih juga mengisikan
bensin, maka akan timbul komplikasi yaitu akan muncul ketukan pada mesin (engine
knocking) yang muncul karena bensin itu sendiri tidak memiliki angka oktan
yang cukup tinggi untuk digunakan pada mesin itu. Jika dibalik, E85 digunakan
pada mesin yang didesain untuk memakai bahan bakar bensin biasa, maka mesin ini
akan kehilangan efisiensinya. Karena kepadatan energi per satuan unit E85 lebih
kecil daripada bensin, maka penggunaannya akan boros bahan bakar.
Sudah ada beberapa kendaraan yang beralih
menggunakan bahan bakar E85 meskipun tidak didesain untuk menggunakannya. Hal
ini disebabkan karena harga E85 lebih murah (kurang dari 2.00 dolar AS/galonnya
di beberapa tempat) dan ketersediaannya yang cukup banyak. Selain itu, daripada
menggunakan bahan bakar khusus balap yang harganya bisa lebih dari 10 dolar AS
per galon, beberapa orang menganggap penggunaan E85 akan lebih menguntungkan. E85
akan mengkonsumsi lebih banyak bahan bakar jika kendaraan bahan bakar fleksibel yang digunakan memiliki rasio kompresi sama dengan kendaraan bensinnya. Salah
satu perusahaan mobil Swedia, Saab,
memproduksi versi fleksibel dari sedan 9-5 mereka, yang konsumsi bahan bakarnya
akan sama jika memakai bensin ataupun E85. Maka, agar harganya menjadi
ekonomis, harga E85 harus lebih murah daripada bensin. Saat ini, harga E85 di
kebanyakan negara bagian di Amerika lebih murah 20% daripada harga bensin.
5. Kesimpulan
Bensin masih menjadi sumber energy primadona untuk
sarana transportasi khusunya transportasi darat. Setiap tahun pertumbuhan
jumlah kendaraan semakin bertambah, maka seiring dengan jumlah peningkatan
jumlah kendaraan maka akan meningkatkan konsumsi benasin. Namun, disadari atau
tidak bahwasanya bensin sumber daya alam yang terbatas, karena tak terlepas
dari keberadaaan minyak bumi yang terkandung di dalam perut bumi. Hal ini
dikarenakan bensin adalah salah satu hasil sistem distilasi dari minyak bumi. Sejalan
dengan hal itu maka prospek penggunaan bensin akan tetap besar sesuai dengan
keberadaannya di muka bumi, masih adakah cadangan ataukah sudah mulai menipis?.
Inilah yang menjadi pertanyaan besar, karena percuma saja bila permintaan akan
bensin tinggi bilamana sumber daya yang dikehendaki sudah tidak ada. Maka bahan
alternative pun akan menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan ini. Karena tak
dapat dipungkiri lagi sumber energy memegang peranan penting dalam peradapan
manusia dan pertumbuhan ekonomi Negara. Untuk cadangan
minyak yang diketahui saat ini berkisar 190 km3 (1,2 triliun barrel)
tanpa pasir minyak, atau
595 km3 (3,74
triliun barrel) jika pasir minyak ikut dihitung. Konsumsi minyak Bumi saat ini berkisar
84 juta barrel (13,4×106 m3)
per harinya, atau 4.9 km3 per
tahunnya. Dengan cadangan minyak yang ada sekarang, minyak Bumi masih bisa
dipakai sampai 120 tahun lagi, jika konsumsi dunia diasumsikan tidak bertambah.
Sekarang banyak Negara di dunia
mencari bahan bakar alternative, dan berbagai penelitian pundilakukan untuk
menemukan bahan bakar yang mirip dengan bensin. Dalam hal ini adalah keunggulan
dan performanya hampir sama dengan bensin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar